
indosiar.com, Bekasi - Sekolah gratis buat kaum dhuafa biasanya pengap dan kumuh. Tapi coba tengok TK Batutis Al Ilmi. Sekolah di kawasan Pondok Pekayon Indah, Bekasi ini, nampak asri dan nyaman. Padahal sekolah ini gratis bagi siswa dari keluarga tak mampu.
Saat berdiri tahun 2005 silam, Batutis, singkatan dari Baca Tulis Gratis, berlokasi di garasi rumah Siska Y Massardi, sang pendiri. Mulanya Batutis cuma sekedar menampung anak-anak miskin yang tidak sekolah karena keterbatasan biaya. Namun melihat antusiasme warga, Batutis semakin berkembang.
Berbekal semangat berbagi dan keinginan tulus, Siska dan sang suami, Yudhistira Massardi, nekad mengembangkan sekolah. Padahal ia tidak memiliki ijasah pendidikan guru. Cuma bermodalkan buku bacaan, pelatihan singkat dari Yayasan Al Falah, dan keinginan kuat menjadi guru, Batutis berkembang dengan pesat.
Kini Batutis memiliki 65 siswa, tingkat TK dan SD hingga kelas dua, serta 13 tenaga pengajar. Walaupun gratis, namun Batutis menerapkan sistem belajar sentra, seperti sekolah swasta bertarif mahal, yang menekankan pembelajaran individu. Anak-anak belajar diruang terbuka dan para guru tidak diperbolehkan marah, melarang, ataupun menghukum.
Berkat bantuan para donatur, Batutis kini memiliki ruangan dua lantai, diatas tanah yang sewanya digratiskan sang pemilik.
Diakui sang pendiri, tak mudah mengajar anak-anak dari keluarga tak mampu yang kerap dilatari kekerasan dalam keluarga. Namun, melihat para siswa semakin berkembang dan terdidik, membuat pengorbanan itu terasa tidak sia-sia dan sangat berharga.(Astrid Farma Putri dan Tarwin Nasution/Ijs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa komen nya yaaa....hehe