Minggu, 12 Februari 2012

99 Cahaya di Langit Eropa : Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa




Judul buku : 99 Cahaya di Langit Eropa

Pengarang : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tebal buku : 411 hal.


sumber foto : http://fandagri.blogdetik.com/files/2011/08/hl-cadangan.jpg





“Buku ini berhasil memaparkan secara menarik betapa pertautan Islam di Eropa sudah berlangsung sangat lama dan menyentuh berbagai bidang peradaban. Cara menyampaikannya sangat jelas, ringan, runut, dan lancar mengalir. Selamat!”

--M. Amien Rais--


“Novel perjalanan ini menunjukkan bahwa kebudayaan dan teknologi selalu berjalan berdampingan, saling mengisi, menentukan masa depan suatu peradaban.”

--B.J. Habibie--


Wina, Paris, Cordoba, Granada, Istanbul….


Kalau anda adalah orang yang suka travelling, buku ini wajib anda baca.

Kalau anda adalah orang yang suka sejarah, buku ini harus menjadi salah satu penghuni rak buku di kamar anda.

Kalau anda cinta Islam dan bangga menjadi seorang muslim, buku ini akan memandu anda untuk lebih mencintai agama anda.

Sebuah buku karangan penulis muda sekaligus reporter dan seorang dosen muda yang telah malang melintang di berbagai penjuru dunia. Sebuah buku yang mengkisahkan tentang lika – liku perjalanannya mengunjungi berbagai tempat di Eropa. Sebuah buku yang akan membawa kita menengok kembali peristiwa – peristiwa yang terjadi ratusan, bahkan ribuan tahun lampau, sekaligus membuka cakrawala kita untuk menerawang ke masa depan apa yang seharusnya kita perbuat untuk kehidupan yang akan datang.

Sejarah bukanlah untuk mengetahui siapa yang menang dan siapa yang kalah di masa lalu, bukan juga untuk berbangga atau bersedih hati atas apa yang di raih pendahulu kita. Akan tetapi, sejarah adalah sebagai bahan pembelajaran bagi kita semua untuk mempersiapkan hari depan yang lebih baik, agar cerita – cerita kelam di masa lalu tidak terulang kembali, dan agar kejayaan masa lalu dapat terealisasi kembali di masa depan dengan cara yang lebih baik lagi. Kira – kira seperti itulah salah satu pesan yang ingin disampaikan penulis melalui buku ini.

Meskipun buku ini adalah buku tentang travelling, tapi bukan hanya gambaran tentang keindahan tempat – tempat yang dikunjungi penulis yang akan kita dapatkan. Dalam buku ini, juga disisipkan interaksi penulis dengan penduduk sekitar. Banyak pelajaran – pelajaran tentang kehidupan yang bisa di ambil dari interaksi tersebut. Dan hebatnya lagi, kita tidak perlu susah – susah berpikir dan menganalisa pelajaran yang bisa kita ambil, karena penulis sudah menyampaikan secara tersurat pelajaran hidup dari interaksi dengan penduduk sekitar.

Banyak kisah yang baru bagi saya ketika saya membaca buku ini, banyak pula fakta – fakta sejarah yang saya peroleh melalui buku ini. Beragam kisah dan fakta tersebut, disampaikan secara rapi, dengan kalimat – kalimat ringan namun penuh arti, dan dengan pilihan kata yang mudah di mengerti. Mulai kisah seorang Kara Mustafa Pasha “sang pembunuh” yang terpukul mundur dari peperangan di kota Wina, Austria, kemudian kisah tentang Axe Historique di kota paris, City of Lights Eropa, juga tentang kota pertama yang dijuluki City of Lights di benua biru tersebut, dan ditutup dengan lika – liku perkembangan Dinasti Ottoman di Turki.

Sebagai epilog, penulis menyampaikan perjalanannya kembali menuju titik nol dalam kehidupannya. Sebuah perjalanan yang penuh dengan emosi dan penuh arti. Sebuah perjalanan yang membuat setiap orang yang menjalaninya akan bertekuk lutut, bersimpuh penuh keluh, hingga menangis dalam batin. Dan lagi- lagi, detik – detik di titik nol ini pun di sertai dengan untaian kata – kata curahan perasaan dan rangkuman hikmah yang ia petik dalam akhir perjalanannya. Hingga ditutup dengan pesan yang penuh arti dan makna, “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan…”.

Mungkin, salah satu kekurangan dari buku ini, adalah tidak adanya foot note mengenai sumber yang bisa di unduh atau di baca mengenai kisah atau fakta yang dipaparkan, sehingga kita mengalami kesulitan ketika ingin mendalami atau mempelajari lebih lanjut tentang kisah atau fakta tersebut.

By the way, seperti yang saya sampaikan di awal tulisan ini, buku ini tetap merupakan buku rekomendasi bagi anda yang gemar membaca, travelling, dan belajar tentang sejarah. Kalau boleh saya katakana, membaca buku ini sama dengan belajar tarikh Islam dengan cara yang berbeda.

“Al-‘ilmu murrun syadidun fi bidayah, wa ahla minal ‘asali fin-nihayah”

Selamat membaca…!!!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa komen nya yaaa....hehe